07 Agustus 2011

TRILOGI STANZA

: Kau, Bulan, dan Gazebo

KAU

Malam temaram
Bulan sempurna tersipu mengintai di langit dalam pesta cahaya
Pandangmu menghunjam laksana pasupati yang melesat
Menancap di tubuh Dewabrata dan tersungkur di padang Kurusetra
Yang didamba telah tiba
Disambutnya kekasih sejati pada ajalnya
Karena Dewi Amba
Telah menyatu dalam tikaman panah tepi Gangga


Dalam api yang menyala

Kau ungkap nyanyian jiwa
Seirama gemericik air sungai
Yang mengalir ke ujung muara
Gerimis rahasiakan desah
Berpacu dalam harmoni detak hati
Bulan di langit
Dendangkan tembang asmaradana


Malam telah jauh
Jarum jam menyulam sepi
Bulan berselimut awan
Kelam langit pun sehitam jelaga
Angin berdesir
Selembar daun kering jatuh
Tergolek di pembaringan
Kau dan aku bersenyawa dalam jiwa
 


BULAN

Setiap kali datang di belantara malam
Aku memandangnya pilu
Karena ia kabarkan tentang dirimu
Yang mengisi hari-hariku
Menerobos batas ruang dan waktu
Memancar redup di cakrawala kalbu
Hingga aku terbelenggu merindumu
Menapaki titian kasih di relung yang jauh


Tiada ujung batas untuk berlabuh
Laksana kuntum bunga mekar
Pada pohon patah tangkai
Tak mengaduh ia jatuh lalu kau rengkuh
Aku masih di sini
Tak penat menanti
Sampai malam pun pergi
Menyublim dalam mimpi abadi                                                       


GAZEBO


Inilah rendezvous terindah bagiku
Penuh daya magis
Laksana teluk kehidupan
Yang menarik angan dan harapan
Bersamamu
Lalu kepadamu aku berbisik:
Kau, bulan, dan gazebo
Adalah lukisan indah dalam hidupku




11 komentar:

  1. Hmmmmmmmm.....
    Bersambung yaaa..???

    BalasHapus
  2. menjawab tanya, bila membaca lengkap artikel kami disama ada tulisan: Kini kabar terakhir jalur melalui tujuh bukit penyesalan di tutup karena membahayakan bagi para pendaki, sebagai gantinya pendaki harus melalui jalur penderitaan! Kami pikir, sebuah nama yang sama seram dengan jalur bukit penyesalan. <<--- jalur sudah di ubah..artikel itu kenangan nenerapa tahun lalu saat menuju Rinjani...terima kasih..

    BalasHapus
  3. tambahan, kolom komentar gmn jika di bebaskan hingga yg mau berkomentar bisa pasang link url? jgn takut dgn anonim....

    BalasHapus
  4. @Mas Uce: Yup, pelan-pelan saja.
    @Belantara Indonesia: Terima kasih informasinya, semoga saya bisa menapaki jejak Anda di Bukit Penyesalan. Namun saya berharap tidak ada penyesalan apalagi penderitaan.(Tentang kolom komentar, sudah saya bebaskan)

    BalasHapus
  5. Assalamu'alaikum Bu..
    Apakabar? Sehat saja kan? Semoga begitu. Amien.
    ~Sayuti~

    BalasHapus
  6. @Muh: Wa'alaikum salam...
    Alhamdulillah kabar baik, terima kasih atas harapan kebaikan untukku. Semoga demikian juga denganmu di sana. Semoga studimu lancar dan cepat lulus. Musim apa di Ausi?

    -Salamku-

    BalasHapus
  7. @Mas Uce: Itu sambungannya, tamat...
    Oh ya, tentang Asmaradhana yang pernah kita diskusikan, ini ada sedikit referensi dari Ka Perpus:

    "Kata asmaradana merupakan perpaduan dari kata 'asmara' dan 'dana'. Buku Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:71) memberi batasan kata asmara adalah: (1) perasaan senang kepada lain jenis, rasa cinta, dan (2) kekasih. Kata dana sendiri merupakan kependekan dari kata dahana, yang artinya: api. Jadi, kata asmaradana memiliki arti: 'api percintaan' atau 'api asmara'. Dalam perkembangan selanjutnya, asmaradana dapat diartikan sebagai ‘bara cinta yang berapi-api’, dan ‘rindu dendam asmara’.

    Tembang macapat asmaradana yang paling terkenal adalah episode kisah yang berisi percintaan antara Damar Wulan dengan Anjasmara dalam Babad Blambangan atau Babad Majapahit. Dalam episode itu dikisahkan tokoh Damar Wulan yang berasal dari desa datang ke istana Majapahit untuk mengabdi kepada ratu junjungannya, Dewi Kencono Wungu. Di istana pada mulanya Damar Wulan menjadi seorang tukang kuda dan ditempatkan di Kepatihan. Ketika menjadi tukang kuda itulah Damar Wulan bertemu dengan Anjasmara. Mereka berdua jatuh cinta dan dirintangi oleh kadua kakak Anjasmara, bernama Layang Seta dan Layang Kumitir. Namun, Damar Wulan berhasil menyingkirkan berbagai rintangan yang dihadapinya.

    Pada suatu hari Damar Wulan mendapat kehormatan dipilih sebagai panglima perang bertempur melawan Wurubhisma atau Menak Jingga, raja diraja dari negeri Blambangan, yang sudah membawa bala tentaranya sampai di kota Prabalingga. Damar Wulan harus berpisah dengan kekasihnya, Anjasmara, untuk memenuhi tugas mulia itu.

    Salah satu bagian dari teks asmaradana itu adalah sebagai berikut.

    "Anjasmara ari mami
    mas mirah kulaka warta
    dasihmu tan wurung layon
    aneng kutha Prabalingga
    prang tandhing Wurubhisma
    karia mukti wong ayu
    pun kakang pamit palastra"

    BalasHapus
  8. Hebat... salam untuk Ka perpus
    Tembang itu (Anjasmara arimami...)lamat2 mengalir kembali dalam ingatanku, dulu sering kami lantunkan diiringi gamelan.

    Lanjutkan

    BalasHapus
  9. @Mas Uce: Siap Ndan, disampaikan...
    (Bahasanya puitis juga Ndan, bermajas metafora)

    :)

    BalasHapus
  10. Maturnwun do'a nya. Amien 33 X.
    Ramadhan kali ini pas musim dingiiin. Jadi gak begitu lemes karena haus. Musim dingin juga membuat Ramadhan lebih singkat daripada di Malang :) Hanya sekitar 12 jam, sementara di Malang sekitar 14 jam? Musim dingin juga agak kondusif untuk puasa, sebab bule2 masih berpakaian agak sopan :) Jadi godaan mata tidak begitu hebat, hehe..

    BalasHapus