05 Agustus 2016

Deklarasi FEvCI Chapter Jawa Timur dan Family Touring

Pengantar

Minggu, 31 Juli 2016 adalah hari bahagia bagi keluarga Ford Everest Club Indonesia (FEvCI) Chapter Jawa Timur. Hari itu, FEvCI Chapter Jawa Timur dideklarasikan di Bonderland (tempat wisata milik Koh Jacub Eko Setiawan) Pakisaji, Kabupaten Malang. Usai deklarasi dilanjutkan pengukuhan pengurus inti.  Pengukuhan dilakukan dengan memakaikan secara simbolis topi FEvCI (sebagai salah satu atribut resmi FEvCI Chapter Jawa Timur) oleh Penasihat kepada Ketua. Deklarasi tersebut dihadiri dan didukung oleh member FEvCI Jawa Timur (bersama keluarga masing-masing) yang berasal dari Surabaya, Sidoarjo, Bangkalan Madura, Jember, Malang Raya,Tuban, Jombang, dan Trenggalek dengan total keseluruhan 58 orang. 

Acara Deklarasi FEvCI Chapter Jawa Timur:

1. Pembukaan
2. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
3. Pidato Ketua Chapter
4. Pengukuhan Pengurus Inti
5. Pembacaan Ikrar Member FEvCI Jawa Timur
6. Pembacaan Doa
7. Tasyakuran dan Ramah Tamah
8. Mini Touring
9. Sayonara

Pengurus FEvCI Chapter Jawa Timur:

Penasihat:
Jacub Eko Setiawan (Kabupaten Malang)
Lilis Indrawati (Kota Malang)

Ketua Chapter: Dharma Sunyata (Surabaya)
Sekretaris: Isnaini Hadi Saputra (Jember)
Bendahara: Moh. Junaidi (Bangkalan)
Humas: Moch. Faried (Sidoarjo)

Korwil Sidoarjo: Trisnu Handono
Korwil Malang: Reza Kurniawan
Korwil Jember: M. Nazim
Korwil Jombang: Misbahudin
Korwil Trenggalek: Ati Aji
Korwil Tuban: Adi Suprayono

Photo by: Moh. Junaidi
Mini Touring

Setelah seremonial Deklarasi, dilanjutkan mini touring menjelajah desa, kebun, sawah, bukit, hutan, dan beberapa pantai di wilayah Malang Selatan. Destinasi utama kami adalah Pantai Kondang Merak karena memiliki tipologi wilayah yang kompleks, mulai dari tanjakan, turunan, jalan berbatu, kerikil tajam, jalan berliku, tanah becek nan licin, lumpur, pasir, hutan, dan pantai. Kondisi medan yang seperti itu merupakan kelemahan dan hambatan bagi sebagian orang, namun merupakan tantangan untuk kami, anggota Ford Everest Club Indonesia.
Photo by: Lis

Selain tantangan berupa kondisi alam dan kontur tanahnya, hal menyenangkan yang bisa menggugah selera adalah kuliner di Kondang Merak menyajikan berbagai menu khas pantai seperti gurita asam manis, gurita saus tiram, kuah pedas kepala ikan laut, fish kebab, dan menu andalan sate tuna. Keterampilan masyarakat kampung nelayan Kondang Merak dalam mengolah masakan serba ikan tak lepas dari perjuangan seorang mantan pelayar internasional yang mengasingkan diri dan menghabiskan hidupnya di pedalaman pantai Kondang Merak. Beliau (nama tidak saya sebutkan) mengajarkan tentang cara memasak yang enak, mengolah hasil laut, budidaya terumbu karang, rumput laut, penanaman pohon bakau, dan pelestarian lingkungan. Selain itu, kampung nelayan Kondang Merak yang tidak pernah tersentuh aliran listrik negara, dapat menikmati cahaya terang dari listrik tenaga surya yang diusahakan sendiri melalui perjuangan “pahlawan” tersebut.
Photo by: Lis

Sekilas Tentang Kondang Merak

Bagi saya pribadi, ini kali ke sekian berkunjung ke Kondang Merak. Sejak tujuh tahun lalu (bersama pengurus OSIS/MPK dan Pembinanya) saya sudah mulai akrab dengan lingkungan Kondang Merak dalam misi reboisasi hutan bakau di sekitar kondang dan membuat “rumah baca” bagi anak-anak nelayan di sana. Secara berkala kami datang untuk mengetahui perkembangan di sana. Namun, setelah saya pindah tugas, tidak lagi sempat berkunjung ke sana dalam misi lingkungan.
Photo by: Lis

Pesona alam Kondang Merak sesungguhnya tidak hanya pantainya yang indah dan bersih, namun juga telaga air payau, dan air terjun yang dapat dicapai dengan tracking menyusuri jalan setapak dan semak belukar ke arah timur dari garis pantai, kemudian mengikuti sisi kiri telaga. Sesekali harus jalan merunduk untuk menghindari ranting-ranting pohon liar yang menutup bagian atas jalan, membentuk semacam terowongan.

Photo by:Reza
Tumpahan air terjun mengalir membentuk sungai  ke arah laut. Selain itu, hempasan air laut ke daratan juga membentuk anak sungai yang bermuara di telaga. Itulah pertemuan air tawar dan air laut terjadi dan membentuk air payau. Telaga air payau itulah yang dalam bahasa lokal disebut dengan “kondang”. Dinamakan Kondang Merak karena telaga tersebut dahulu merupakan tempat kawanan burung merak turun minum. Namun pada tahun 1980-an merak berangsur-angsur punah akibat perburuan liar orang-orang yang egois dan tidak bertanggung jawab terhadap kelestarian alam. Saya sarikan informasi ini berdasarkan hasil perbincangan dengan beliau, seseorang yang telah saya ceritakan di awal.
Photo by: Lis

Dalam touring kali ini kami punya misi untuk mempromosikan wisata di wilayah Malang Raya melalui foto, video, dan cerita kepada khalayak umum, teristimewa kepada kawan sesama club karena induk FEvCI Chapter Jawa Timur adalah FEvCI Pusat yang berkedudukan di Jakarta dengan member di seluruh Indonesia. Oleh karena itu target kami bukan jarak dan waktu tempuh minimal menuju destinasi, sehingga jalur yang kami tempuh melambung dimulai dari Taman Rekreasi dan Kampung Seni Bonderland Pakisaji Kabupaten Malang (Milik Cak Jacub Eko Setiawan) dengan rute:
Pakisasji-Kepanjen-Gondanglegi-Turen-Suwaru-Sumberejo-Bantur-Sumberbening-Bandungrejo-Tumpakrejo-Srigonco-Sitiarjo-Tambakrejo-Sumberagung-Hargokuncaran-Druju-Sumbermanjing Wetan-Banjarejo-Gondanglegi Kulon-Bulupitu-Sukorejo-Kedung Pedaringan-Kepnajen.
Photo by: Lis

Dari rute yang kami lalui tersebut, ada dua pantai kami singgahi dan beberapa pantai lainnya kami lewati, yaitu pantai Kondang Merak, Pantai Selok, Pantai Ngantep, Pantai Goa China, Pantai Bajul Mati, dan Pantai Tamban.  Di area Pantai Tamban inilah senja perlahan mulai menghilang. Hari beranjak malam. Kami menyusuri gelap malam di antara sawah, lembah, hutan, bukit, dan perkampungan.
Photo by: Lis

Di rumah makan Nayamul Kepanjen, kami berkumpul untuk berpisah melanjutkan perjalanan ke rumah masing-masing, ke kota masing-masing. Next trip selalu kami nantikan untuk membina komitmen silaturahmi di antara kami, sesuai dengan slogan FEvCI Chapter Jawa Timur “Guyup rukun seduluran saklawase” artinya: Persaudaraan yang solid dan rukun untuk selamanya. (Lis)



Photo by: Lis




2 komentar:

  1. Muantaph tulisannya Mbak Lis...

    Congratz buat berdirinya FEvCI Chapter Jatim !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima Kasih Mas Bismo, salam Keluarga Tangguh

      Hapus