12 Oktober 2009

Motivasi

Akhir-akhir ini saya merasa jenuh dan tidak bersemangat untuk menulis – tanpa sebab yang jelas- saya menjadi malas dan merasa sangat tidak produktif. Saya salut sekaligus iri terhadap sahabat-sahabat blogger yang begitu kretaif, rajin, dan produktif. Dan ketika saya mengunjungi blog sahabat di Mexico, Eduardo Robles Pacheco , dia seorang master ilmu komputer yang menyukai fotografi, jurnalistik, musik, dan seni. Saya terhenyak karena dia menanyakan kevakuman blog saya. Dia katakan bahwa tidak ada tulisan yang baru di blog saya. Berikut kata-katanya (yang telah saya terjemahkan secara bebas dalam bahasa Indonesia):

"My dear friend,
Kau tahu, bekerja dan berusaha untuk mengubah dunia adalah jalan hidup saya ...
Dan Anda? Saya tidak melihat Anda menulis, saya melihat posting yang sama selama sebulan penuh. Saya harap Anda bisa menulis secepat mungkin karena saya ingin tahu tentang Anda lagi.
Terima kasih banyak..."



Seketika saya introspeksi diri dan menyadari bahwa saya telah menyia-nyiakan waktu dan pikiran begitu saja. Tidak konsisten dalam memelihara kreativitas berpikir dan berkreasi. Tidak ajeg dalam menjalin dan mempertahankan persahabatan dalam jaringan. Serta membiarkan perasaan berfluktuasi layaknya kurs dollar tehadap rupiah. Sungguh memprihatinkan. Karena mengistirahatkan pikiran berlama-lama sama dengan melemahkan benteng ketahanan diri terhadap serangan penyakit, khususnya penyakit malas, pikun, bahkan gangguan kejiwaan. Dengan membaca kita bisa menjadi bertambah wawasan, tetapi dengan menulis kita mendapatkan banyak hal, tidak sekedar wawasan.Menulis adalah mengasah kecerdasan.Setidaknya ada tujuh kecerdasan yang patut diperhitungkan secara sungguh-sungguh,yaitu: kecerdasan linguistik¸ logis-matematis, spasial, musikal, kinestetik, jasmani, antarpribadi, dan intrapribadi.

Kecerdasan linguistik bertumpu pada kemampuan seseorang dalam berbicara dan menulis. Menurut Armstrong, orang yang mempunyai bakat di bidang ini akan peka dan tajam terhadap bunyi atau fonologi bahasa. Mereka menggunakan pilihan kata yang tepat, rima, tongue twister, aliterasi, onomatope, juga mahir memanipulasi sintaksis (struktur atau susunan kalimat), juga kepekaannya terhadap bahasa melalui semantik (pemahaman tentang makna). Kemampuan tersebut digunakan dalam berbicara maupun menulis. Dengan menulis sesesorang telah mempekerjakan otak untuk mengolah fakta yang masuk ke dalam dirinya baik secara auditif, visual, maupun taktil.

Dan dalam kesempatan lain saya sampaikan kepada sahabat saya tersebut tentang kemalasan saya, lalu dia berkata:

“Jangan khawatir, kadang-kadang kita perlu berhenti menulis untuk waktu yang lama, itu karena kita memiliki banyak refleksi batin dan formulasi tentang apa yang kita bisa menulis. Kita tidak menulis terlalu terlambat atau terlalu awal, kita hanya menulis di saat kita harus menulis. Bukan berarti saya mengatakan Anda sedang malas, saya hanya ingin mengatakan bahwa saya akan bahagia jika saya bisa melihat posting lain di Blog Anda. Sangat menarik untuk membaca bahasa Anda dan mencoba untuk mengerti kata demi kata yang merefleksikan perasaan Anda (Sangat sulit bagi saya karena saya hanya tahu bahasa Inggris dan Spanyol, tetapi mencoba adalah menarik).
'Sebuah jejak pada jiwa: Itu adalah teman'
Terima kasih, dan saya bersyukur bersahabat dengan Anda walaupun Anda berada di sisi lain dunia ... Mungkin, suatu hari, saya dapat mengunjungi benua Anda, itu akan membuat saya sangat, sangat, bahagia ...”


Tidak hanya Anda yang berpikir tentang kevakuman blog saya, sahabat-sahabat blogger lain yang rajin menghias blognya dengan tulisan dan karya-karya yang memukau tentu juga demikian. Bahkan di antara mereka ada yang mengira saya telah melupakan sahabat-sahabat blogger.
Terima kasih, dear friend ...
Karya-karya fotografi dan tulisan Anda telah menjadi inspirasi bagi saya untuk tetap eksis di sini. Kata-kata Anda telah menyemangati saya untuk menulis. Walaupun tulisan saya ini hanyalah keluh kesah, sama sekali tidak bermutu dalam ukuran jurnalistik. Tetapi saya sangat bahagia karenanya. Dan saya janji untuk menghias blog ini dengan tulisan-tulisan (saya tidak mempunyai kemampuan fotografi seperti Anda, sehingga saya tidak pernah percaya diri untuk memposting gambar atau foto)




11 komentar:

  1. Semangat!!! Ayo menulis yang positif dan bermanfaat!

    BalasHapus
  2. Perasaaan malas atau vakuum menghinggapi siapa saja...

    BalasHapus
  3. Kita semua berharap seperti "Mr.Eduardo Robles Pacheco", semoga mbak Lis bisa menuangkan pikiran2nya kembali seperti dulu.
    Salam sukses selalu.

    BalasHapus
  4. wach...wach terkena virus malas nich, masa ko bisa yach se ceria itu kena juga. Jangan dunk ach

    BalasHapus
  5. jangan malas dunk ach nanti cepet TUA

    BalasHapus
  6. karena hidup adalah proses. berhenti menulis adalah proses tetapi berhenti bersilaturrahmi adalah keputusan yang amat-amat salah.

    BalasHapus
  7. Salam. Kenapa lama sangat biarkan laman ini tak diurus.

    BalasHapus
  8. Salam. Bagaimana saya nak letakkan no smoking tu keblog saya. Tolong ya maklumkan pada saya cikgu.

    BalasHapus
  9. mari kita jaga semangat itu...
    dan mari kita tinggkat kan...

    BalasHapus
  10. Alhamdulillah... tidak semua insan dapat menahan kerinduannya

    BalasHapus