21 April 2009

Kartini Blogger

Pengantar:
Kawan saya,Trimatra, telah menominasikan blog saya sebagai satu dari 10 Creative blogging Female inspiring dalam peringatan hari Kartini 2009. Tulisan ini saya dedikasikan untuk dua orang "Kartini", mantan Kepala SMA Negeri 7 Malang, yang menjadi sumber inspirasi dalam hidup saya. Satu di antar Beliau adalah Pengawas Berprestasi Nasional 2008.


Selamat Hari Kartini: Bangkit dan Bersatulah Kartini-Kartini Indonesia

Jasmerah (jangan sekali-sekali melupakan sejarah). Ungkapan akronim itu pernah diucapkan oleh Bung Karno untuk mengingatkan kepada semua orang tentang pentingnya sejarah. Salah satu bagian dari sejarah adalah kisah R.A. Kartini dalam memperjuangkan kaum wanita. R.A. Kartini dilahirkan di Jepara , 21 April 1879. Dengan kesederhanaan sarana dan prasarana, putri Bupati Jepara tersebut mampu mengubah perlakuan adat yang konservatif terhadap kaumnya tanpa mengubah kodrat kewanitaan.

Beliau berjuang lewat pikiran,kata-kata, dan tindakan yang berani.Langkah untuk memajukan itu menurutnya bisa dicapai melalui pendidikan. Untuk merealisasikan cita-citanya, Kartini mengawalinya dengan mendirikan sekolah untuk anak gadis di daerah kelahirannya, Jepara. Di sekolah tersebut diajarkan pelajaran menjahit, menyulam, memasak, dan sebagainya. Semuanya itu diberikannya tanpa memungut bayaran alias cuma-cuma. Bahkan demi cita-cita mulianya itu, dia sendiri berencana mengikuti Sekolah Guru di Negeri Belanda dengan maksud agar dirinya bisa menjadi seorang pendidik yang lebih baik. Beasiswa dari Pemerintah Belanda pun telah berhasil diperolehnya, namun keinginan tersebut kembali tidak tercapai karena larangan orangtuanya. Guna mencegah kepergiannya tersebut, orangtuanya pun memaksanya menikah pada saat itu dengan Raden Adipati Joyodiningrat, seorang Bupati di Rembang.

Namun, sebelum merasa lelah dari perjuangan panjang yang melelahkan, R.A. Kartini wafat dalam usia yang sangat muda, yaitu 25 tahun pada tanggal 17 September 1904, ketika melahirkan putra pertamanya. Semasa hidupnya, Kartini sangat senang berteman. Dia mempunyai banyak teman baik di dalam negeri maupun di Eropa khususnya dari negeri Belanda, bangsa yang sedang menjajah Indonesia saat itu. Kepada para sahabatnya, dia sering mencurahkan isi hatinya tentang keinginannya memajukan wanita negerinya. Kepada teman-temannya yang orang Belanda dia sering menulis surat yang mengungkapkan cita-citanya tersebut.

Abendanon memberi judul untuk kumpulan surat-surat Kartini semasa hidup itu dengan “Door Duisternis tot Licht: Gedachten Over en Voor Het Javaansche Volk van Raden Ajeng Kartini” (Habis Gelap Terbitlah Terang: Pemikiran tentang dan untuk orang-orang Jawa dari Raden Ajeng kartini). Sungguh perjuangan dan pemikiran yang spektakuler bagi seorang perempuan pada zaman itu.

Mengingat besarnya jasa Kartini pada bangsa ini maka atas nama negara, pemerintahan Presiden Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964 yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.

Hal penting yang perlu diingat oleh kaum wanita adalah R.A. Kartini bukan penganut faham feminisme. Perjuangan R.A. Kartini tidak pernah mengubah kodrat wanita yang mulia: sebagai seorang istri yang taat dan sebagai ibu yang penuh dedikasi. R.A. Kartini juga tidak memperjuangkan wanita agar mengambil alih peran laki-laki. Hal itu telah tersurat dalam Al Qur’an dengan sangat jelas:

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya[dari tulang rusuk] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (An Nisaa: 1)

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka (An Nisaa: 34)


Di zaman ini, jiwa dan semangat Kartini telah mengaliri darah dan nadi wanita-wanita Indonesia. Bangkit dan bersatulah Kartini-Kartini Indonesia untuk menjalani profesi (apa pun) dengan jujur,ikhlas, dan tetap bersemangat. Perjuangan untuk bangsa, negara, dan agama, dapat dimulai dari perjuangan dalam keluarga, lingkungan sekitar, dan atau lingkungan tempat bekerja. Salut untuk Anda: wanita-wanita Indonesia yang telah mendedikasikan hidup untuk keluarga, bangsa, negara, dan agama.



18 komentar:

  1. Saya kira penilaian kawan Trimatra tepat untuk ibu. Selamat yah bu.

    BalasHapus
  2. assalamualaikum guru lilis

    fahmi nak tahu apa maksud
    "Selamat Hari Kartini"

    salam hangat dari malaysia... :)

    BalasHapus
  3. selamat hari kartini bro...
    maaf ni telat ngucapinnya.......
    oya... aq ngizin pasang link kamu yah... dan jgn lupa gantian.. hihi..

    BalasHapus
  4. @Penyamun Blogger
    @Seti@wan Dirgant@ra
    @Antaresa
    : Terima kasih...

    @sungaikuantan001
    : Terima kasih, OK, Follow juga ya?

    @fahmi latiff
    (Sahabat setia saya dari Malaysia)
    :Wa'alaikum salam

    Hari Kartini adalah peringatan tahunan untuk pahlawan wanita bernama R.A.Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April.
    Hari Kartini identik dengan hari untuk wanita karena R.A.Kartini memperjuangkan hak kaum wanita Indonesia.

    Semoga Fahmi mengerti dengan penjelasan ini.

    Salam hangat dari Indonesia

    BalasHapus
  5. top post mbak..salam kenal ya..selamat hari kartini juga, better late than never..

    BalasHapus
  6. itu, ibu kartini, kebetulan surat-surat dan catatan-catatan beliau terlacak, sehingga menjadikannya "panutan" dan bahkan dianugerahkan hari lahirnya menjadi patokan kebangkitan wanita indonesia.

    menurut ibu, pada era itu sebenarnya ada nggak selain ibu kartini, yang memiliki kepekaan untuk "memberontak".

    adakah sebuah kesimpulan lain yang mungkin mengkonklusikan bahwa pemberontakan kartini sebenarnya hanyalah satu dari sekian banyak gelombang pemberontakan -yang bahkan tidak hanya terfokus pada persoalan emansipasi antar gender saja,yang terjadi pada waktu itu.

    muara dari usaha pemberontakan hanya dua; berhasil dan atau gagal. sungguhpun sebenarnya dua hal tersebut tetap saja memiliki content yang sama: menabung kebaikan untuk anak cucu.

    sekian saja, ibu.
    salam.





    DAUD ARDIAN

    BalasHapus
  7. @Daud Ardian:

    Menurut saya,tentu pada era itu banyak "Kartini" lain yang memiliki kepekaan untuk "memberontak" belenggu yang memasung "kemerdekaannya", tidak sekedar tuntutan kesetaraan gender, mungkin konflik kehidupan dari berbagai sisi pandang. Namun, keberadaan mereka tidak muncul atau tidak dimunculkan ke permukaan. Oleh karena itu jika yang Anda minta adalah konklusi yang mengarah kepada "adanya Kartini-Kartini lain", tentu perlu waktu untuk menelitinya.

    Terima kasih atas atensi Anda.
    Semoga selalu dalam rahmat Allah swt.

    BalasHapus
  8. Selamat hari Kartini, walaupun terlambat ngucapin yang penting tidak mengurangi makna dari hari kartini ini,..

    nice post

    BalasHapus
  9. terima kasih guru lilis

    fahmi baru tahu siapakah gerangan kartini...

    kat malaysia kartini juga amat tersohor bagi pengamal-pengamal ilmu perubatan tradisional.

    (ilmu batin)

    dan suharto pada 1964 itu juga tersohor di malaysia ... tapi tak ramai yang tahu...

    hanya orang-orang yang tahu sejarahnya sahaja... yang tahu... :)

    ok tq guru lilis
    salam hangat dari malaysia.

    BalasHapus
  10. seblumnya terimaksih kunjungnnya.
    Kartini adalah salah satu inspiring women bagi saya terutama ketika saya membayangkan bagaimana dalam keadaan adat budaya kejawen kerajaan yang kental, kartini mampu membuat keputusan untuk memilih menjadi pribadi yang sederhana dan mandiri. keputusan yang sangat berani..!!!

    BalasHapus
  11. Kita seyogyanya mengenang Kartini pada gagasan, ide, perjuangan dan pandangan-pandangannya tentang ketuhanan, keindahan, humanisme dan nasionalisme.Bikan pada apa yang telah diapresiasikan oleh orang lain. Sebab boleh jadi kita akan terjebak pada sosok Kartini sebagai sebuah nama besar dan menafikan gagasan besarnya, karena hanya akan menjadikan Kartini sebagai mitos yang melengkapi cerita-cerita mitos di negeri kita ini. Kartini adalah puteri sejati yang peduli kaumnya, dimana pada masanya hampir tidak ada orang yang peduli pada nasib perempuan bahkan oleh dan dari kalangan perempuan sekalipun. Biarkanlah semangat tumbuh dan berkembang menyemangati setiap jiwa perempuan Indonesia. Pun, seluruh jiwa anak bangsa ini, karena ide, gagasan, dan spirit untuk maju tidak hanya boleh diklaim oleh segolongan kaum, apalagi oleh hanya karena jenis kelamin.
    Peringatan hari Kartini kali ini mempunyai momentum tersendiri, dimana baru kali ini perempuan Indonesia diikutkan bertarung dalam pemilu secara independen, menampilkan identitas dan jatidirinya sebagai perempuan melalui gender equality dengan laki-laki

    BalasHapus
  12. Bu guru, ijin berkomentar ya! he..he..
    Secara pribadi saya belum pernah membaca buku tulisan Kartini Habis Gelap Terbitlah Terang. Tetapi dari berbagai sumber, ada beberapa hal yang bisa dipetik dari perjuangan RA Kartini pada masa itu, antara lain :
    1. Titik berat perjuangan Kartini sebenarnya tidak seperti yang dipahami Kartini-Kartini sekarang. Dari satu sudut pandang barangkali bisa dipahami, tetapi jika kemudian emansipasi dipahami sebagai tuntutan agar perempuan dan laki-laki harus sama dalam berbagai hal, menurut saya ini yang namanya kebablasan.
    2. Perempuan memiliki fitrah yang secara substansial berbeda dengan laki-laki, karena itu ada area dimana perempuan harus menyadari dirinya bahwa situasi dan kondisi tertentu tidak memungkinkan dirinya berada di situ.
    3. Muhammad SAW mengatakan bahwa perhiasan paling indah adalah wanita yang sholehah. Dalam perjalanannya hadits ini mengalami pemenggalan. Pemahaman sempit dari hadits ini membawa perubahan besar dari kehidupan perempuan. Kecantikan yang seharusnya diperuntukkan bagi orang tertentu, berubah menjadi pameran di mana-mana. Walhasil dunia bisnis meresponnya dengan sangat baik, jadilah kecantikan wanita terekploitasi dan menimbulkan pengaruh, khususnya pengaruh negatif yang luar biasa, tetapi sayang sebagian besar wanita tidak menyadarinya. Pengaruh eksploitasi kecantikan wanita (baca wanita) tanpa disadari menimbulkan persoalan di mana-mana. Kalau seperti ini yang dianggap wanita sebagai bentuk emansipasi sebagai tujuan dari perjuangan dan cita-cita Kartini, maka ini adalah kekeliruan yang luar biasa.
    4. Emansipasi telah mengajarkan saya untuk mengucapkan terima kasih pada bu guru atas ilmunya tentang penggunaan bahasa yang baik dan benar he..he..he

    Wassalam

    BalasHapus
  13. Wah hebat dah ibu menjadi salah satu best of the best blog for female in 2009..selamat...nulis nya harus terus ya bu

    BalasHapus
  14. gak brani deh kasi komentar ttg "KARTINI", nti bisa durhaka sama ebes kodewku... yang jelas secara hakiki mesti diingat en disadari bahwa tetep berbeda misi en tanggungjawab antara KARTINI en KARTONO...
    Selamat ya ...

    BalasHapus
  15. Wanita Cantik melukis kekuatan lewat masalahnya
    Tersenyum saat tertekan...
    Tertawa disaat hati sedang menangis...
    Memberkati disaat terhina...
    Terpesona karena mengampuni...
    Wanita cantik mengasihi tanpa pamrih...
    Serta bertambah kuat dalam doa dan pengharapan...

    BalasHapus
  16. Sisi Lain Kartini : Pelopor Kebangkitan Nasional

    Sejarawan George Mc Turnan Kahin, penulis buku Nationalism and Revolution Indonesia, mengatakan bukan Budi Utomo pelopor pembaruan pendidikan di Indonesia melainkan Kartini. Sementara itu Profesor Ahmad M. Suryanegara, dalam buku Menemukan Sejarah, menuturkan Kartini tidak hanya berjuang untuk perempuan, tapi juga untuk membangkitkan bangsanya dari kehinaan. Asvi Warman Adam menyimpulkan pula Kartini tidak hanya tokoh emansipasi perempuan, tetapi juga pelopor kebangkitan nasional.

    Selengkapnya
    http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/kartini-pelopor-kebangkitan-nasional.html

    BalasHapus