26 Oktober 2008

Bocah di Balik Pintu

Suatu sore

entah purnama ke berapa

ketika hujan turun dan langit hampir gelap

angin menghempas pepohonan 

 

Aku dan Ibu melihat

bocah kecil mengintai di balik pintu 

lalu berkelebat bayangan 

menghilang

 

Ibu mengejar 

lalu menangkapnya

saat ia bersembunyi 

di balik rimbun bunga-bunga 

terkejutlah Ibu

bocah kecil yang gemetar itu

adalah anak lelakinya sendiri

yang diasuh Paman-Bibi

 

Direngkuhnya bocah kecil menggigil

lalu tenggelam dalam dekapan yang basah 

air mata ibu menetes

 

Kini...

bocah kecil yang mengintai di balik pintu rumah

telah pergi jauh karena tugasnya

mengabdi jiwa raga demi bangsa negara

izinkan dia pergi berjuang, Ibu...

berikan restumu

sebagaimana dia telah memohonnya

dengan mencuim tanganmu,

dengan mencium keningmu, 

dan mencium kakimu

 

Ibu pun mendekapnya seperti dahulu

kali ini tanpa air mata

restu dan doa Ibu menaunginya

bersama harapan:

sejauh-jauh pergi

selama-lama bertugas

dinantikan anaknya pulang

walau kelak

hanya bertemu pusara

***

 

 

4 komentar:

  1. kangen ma adiknya y, bu??

    BalasHapus
  2. Iya nih Dik...
    Pernah aku lihat dia menangis, rasanya ingin aku berikan sesuatu yang bisa hilangkan dukanya, tapi tak satu pun dapat lakukan untuk itu.
    Aku ingin dia bahagia, selamanya...

    BalasHapus
  3. semoga Allah SWT selalu menlindungi-Nya ya Bunda

    BalasHapus
  4. what a nice blog..

    salam kenal

    BalasHapus