Assalamualaikum
Semoga selalu sehat dan bahagia
Kali ini saya bercerita tentang labu, tentu saja ini pembicaraan orang awam di bidang pertanian, bukan expert. Jadi, harap dimaklumi apabila ada yang kurang tepat dalam penyebutan atau penyimpulan.
![]() |
Labu, sawah, dan gunung |
Berawal dari suatu hari, ketika saya sedang berada di balkon dan melihat ke lahan kosong sebelah rumah, tampak tumbuhan yang berbeda dari rumput-rumput di sekitarnya. Lalu saya turun mendekatinya. Pohonnya tegak setinggi kurang lebih 25 cm. Daunnya baru empat helai, lebar, berwarna hijau, bagian tepi bergerigi, dan tebal seperti beludru. Di permukaan daun ada guratan warna putih membentuk garis tak beraturan, sebagian searah dengan tulang-tulang daunnya. Ada sulur-sulur berwarna hijau muda yang berjuntai, belum menemukan tambatan. Sungguh penasaran dan ingin memindahnya. Saya ambil cangkul. Sekali ayun, tumbuhan dan tanahnya dapat terangkat. Kemudian saya pindah tanam ke lahan depan rumah.
Berdasarkan informasi dari Pak Tani yang biasanya lewat, ini tumbuhan labu, sebagian orang menyebutnya waluh. Perawatan pohon labu ini hanya kami siram, itu pun tidak setiap hari, bahkan belum pernah dilakukan pemupukan karena labu tampak sehat. Saya mencoba mengamati pertumbuhannya. Walaupun hanya satu pohon, labu tumbuh subur dan rimbun. Oleh suami dipanggilkan orang untuk membuatkan penyangga sekaligus sebagai penopang dan rambatan.
Tumbuh subur berdaun lebat |
Suatu saat, pohon labu berbunga, relatif besar, setiap bunga memiliki lima mahkota berwarna kuning oranye cerah. Karakteristik batang bunga sama dengan batang daunnya, yakni berbulu keras dan tajam (bila tidak hati-hati ketika memegang, bisa terluka).
Bunga labu ini ada dua jenis. Pertama, bunga yang memiliki putik tunggal. Dalam pengamatan saya, bunga yang seperti ini, setelah layu akan luruh begitu saja. Jadi, kalau saya simpulkan ini adalah bunga jantan yang tidak bisa menjadi buah.
Bunga labu berputik tunggal dan penampakan dari samping |
Buah labu dewasa dan buah labu tua siap panen |
Bila saat panen tiba, disarankan menggunakan alat potong untuk "memetik" buahnya, misalnya menggunakan gunting dahan. Selain tangkai buahnya cukup kuat, menggunakan alat potong bisa menghindarkan buah dari kerusakan. Karena memanen buah labu dengan cara dipuntir akan merusak bagian pangkal buah bila tangkainya lepas dengan paksa. Nah, kerusakan jaringan buah dapat menyebabkan labu tidak bisa bertahan lama. Sedangkan buah labu yang telah dipanen "tanpa luka", bisa bertahan berbulan-bulan hanya dengan diletakkan begitu saja, misalnya di lantai.
Kesit, si kucing oren, sedang mendeteksi aman atau tidaknya buah labu untuk dikonsumsi. |
Kerennnnn
BalasHapusTerima kasih...
Hapus