30 November 2010

Pak Pos, Saya Rindu Menulis Surat…(Bagian II)

2. Cuplikan Surat-Surat dari Murid Saya di Madura
(Bagian II)


11. Dari Athirta Irjatmiko

“Dengan surat ini semoga hati Ibu yang sedih menjadi bahagia dan jika gelisah menjadi tenang. Semoga Ibu sehat dan selalu dalam lindungan Allah swt. Ibu, dalam hari-hari bersama kami, tentu banyak kenangan bahagia dan pedih yang bersatu. Dengan saling memaafkan, kenangan pahit dapat terlupakan. Kini Ibu telah pergi demi tugas, dengan sejuta kenangan yang membekas di hati. Terima kasih atas bimbingan, binaan, dan didikan Ibu kepada kami. Ilmu telah kudapatkan, tapi hanya kata-kata ini yang bisa aku persembahkan:

Seorang Ibu melangkah
Menuju kota Berteman
Merangkai perjalanan
Demi tugas dan kewajiban
Hari-harimu berlalu
Mengukir sebuah kenangan
Bibirmu selalu tersenyum
Namun jiwamu risau
Karena cinta kau tinggal jauh

Saya tidak tahu bagaimana perasaan Ibu setelah membaca untaian kata tersebut, tetapi saya berharap Ibu tersenyum membacanya, karena dengan tersenyum Ibu semakin kelihatan manis…”

12. Dari Saheriyanto

“Hari ini, 6 Januari 2004. Ibu telah melewati masa pengabdian selama 7 tahun 7 bulan di Pulau Garam, di SMAN 1 Pamekasan. Kini Ibu telah meninggalkan kami, menuju tempat tugas dambaan Ibu. Saya sebenar-benarnya sangat sedih dan haru. Semoga di tempat yang baru Ibu sangat menyukainya, saya ingin Ibu tetap bahagia seperti saat bersama kami. Guruku yang tulus memberikan ilmu, terima kasih atas segalanya, terima kasih telah membuka pintu hati kami untuk mengerti hakikat hidup yang sesungguhnya. Ibu guru yang kucintai, maafkanlah apabila tingkah laku kami selama di kelas atau pada waktu berpapasan di jalan kurang berkenan. Ibu, malam ini sudah larut. Saya hanya bisa mengucap selamat berpisah. Satu yang tak dapat kulupa, engkau guruku yang penuh sukacita. Rasanya saya ingin bertemu walau hanya sebentar, ingin belajar bersamamu walau hidup dalam mimpi…”

13. Dari Indra Wahyudi, Jalan Raya Blumbungan No. 9 Pamekasan

“ Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu karena dengan bimbingan Ibu, saya mengerti arti kehidupan yang sebenarnya. Pengalaman mengajar di di Pamekasan janganlah membuat ibu menyesali jalan hidup. Selamat bertugas di tempat yang baru, saya berharap suatu saat nanti bisa bertemu dengan Ibu lagi. Apabila selama ini saya pernah membuat luka perasaan Ibu, saya mohon maaf. Saya berdoa untuk kebahagian Ibu, dan saya mohon doa restu untuk kesuksesan saya, Ibu…”

14. Dari Moh. Reza Bahrezi

“ Selamat malam, petang, sore, siang, pagi. Saya ingin mengucap salam itu setiap waktu untuk Ibu. Apa kabar? Sejak saya dengar Ibu akan pindah tugas, pada siang itu hati saya terasa pedih. Menetes air mata saya. Semua itu pertanda bahwa Ibu tidak boleh pergi meninggalkan saya. Tapi saya tidak boleh egois untuk kebahagiaan Ibu. Karena Ibu juga punya tanggung jawab yang besar di lain hal. Terima kasih Ibu, telah mendidik, membimbing, menasihati, mengayomi, dan menyemangati saya untuk menjadi nomor satu. Masih ingatkah, ketika Ibu mengumumkan hasil ulangan ke-3 dan ke-4, Ibu menyatakan bahwa hasil ulangan saya “bagus”, hati saya sangat senang dan saya merasa punya arti. Setiap menulis, saya teringat Ibu yang selalu berpesan untuk memperhatikan EYD, tanda baca, tulisan yang jelas, dan pilihan kata yang benar. Jangan lupakan simphoni masa lalu di SMA bersamaku, Ibu… jadikan semua ini sebagai kisah klasik di masa depan. Semoga Ibu bahagia di tempat yang baru, dan senantiasa dalam lindungan Allah swt. Saya berharap dapat bertemu Ibu di lain waktu, di lain kesempatan, dan saya ingin melihat Ibu tetap tersenyum…”

15. Dari Dedi Novianto

“Ibu, walaupun Ibu tidak mengajar kami lagi, tapi insya Allah saya akan tetap ingat dan mematuhi pesan Ibu untuk patuh dan hormat kepada guru pengganti Ibu, siapa pun orangnya. Walaupun sebenarnya guru penggantinya tidak seperti Ibu dalam mengajar kami. Saya berdoa semoga semua yang Ibu ajarkan menjadi ilmu yang bermanfaat. Saya berdoa untuk kebahagiaan Ibu, dan saya mohon doa kepada kedua orang tua saya juga memohon doa Ibu untuk keberhasilan saya. Mohon maaf atas semua kesalahan saya, Dedi Novianto nomor presensi 17 kelas 3 IPS-3”

16. Dari Dwi Purnomo Ramadhani

“ Ini surat penghantar untuk mengucapkan salam perpisahan. Perpisahan yang sangat tidak saya inginkan, tapi harus terjadi agar Ibu bisa bersatu dengan keluarga di Malang. Saya mohon maaf karena pernah membuat Ibu marah. Walaupun Ibu hanya marah melalui bahasa dan tanpa teriakan, tapi saya sangat menyesal. Pemberian maaf Ibu sangat berarti bagi saya dalam menjalani kehidupan kini dan masa depan. Selamat jalan Bu, saya selalu berdoa semoga Ibu selalu dalam lindungan-Nya serta sukses dalam segala hal. Saya mohon doa dari Ibu agar berhasil juga dalam segala hal. Terima kasih telah mengajari dan mendidik kami untuk menjadi tangguh dalam menjalani hidup, serta memiliki kepribadian yang matang. Jangan lupakan kami Bu, karena kami tidak akan pernah melupakan Ibu…”

17. Achmad Fajar

“Ibu Lilis yang saya sayangi, berat rasanya saya kehilangan Ibu, karena Ibu telah membuat saya bangga masuk jurusan IPS, Ibu menguatkan kami dengan memotivasi-motivasi. Ibu Lilis yang saya sayangi, sebenarnya masih banyak yang ingin saya sampaikan, tetapi saya tidak mampu mengutarakan dengan tulisan karena saya tidak bisa menahan air mata yang turun terus menerus saat saya menulis surat ini. Mungkin dengan foto ini Ibu akan mengingat saya. Jangan lupakan saya Bu, jangan lupakan kami, kenanglah kami di hati Ibu. Maafkan kami bila pernah membuat Ibu kesal atau kecewa, tetapi kami tidak pernah melakukankesalahan itu dengan sengaja. Maafkan kami Bu, maafkan kami…”

18. Dari Nurhatim

“Semoga rahmat dan hidayah Allah tetap mengiringi langkah diri dan keluarga Ibu selalu. Amien. Berat rasa hati ini melepas kepergian Ibu, pergi meninggalkan kami menuju tempat tugas yang baru. Saya, Nurhatim kelas 3 IPS 2 nomor 32 (semoga Ibu tidak lupa). Saya tidak akan melupakan Ibu, tidak akan melupakan jasa Ibu. Tidak lupa saya mengucapkan kata maaf jika saya pernah melakukan kesalahan ketika kita masih bersama. Saya memohon kepada Allah swt agar segala ilmu yang Ibu ajarkan selalu bermanfaat bagi perjalanan hidup saya menuju kesuksesan. Saya mohon doa restu Ibu agar tujuan dan cita-cita hidup saya dapat tercapai dengan baik. Semoga di lain kesempatan saya dapat berjumpa lagi dengan Ibu, ibuku yang baik…”

19. Dari Febry Kurniawan
“Perpisahan ini sangat menyedihkan karena banyak hal yang tidak akan dapat kami lupakan dari Ibu yang teguh memegang prinsip dan berwawasan luas. Telah banyak yang Ibu dapatkan di sini, pengalaman, teman, dan hal lain yang menyenangkan bahkan menyakitkan. Namun kami memohon agar Ibu dapat melupakan semua yang menyakitkan. Dan jadikan semua kebaikan sebagai kenangan yang indah, sebagaimana saya mengenang Ibu yang selalu tersenyum. Ibu telah dan pernah menjadi bagian dari komponen masyarakat Madura yang turut memberi warna waru dalam kehidupan Ibu. Saya tahu akan ada hal yang membahagiakan Ibu, yaitu kepulangan Ibu di tengah keluarga. Namun saya sebagai anak yang mencintai Ibu berharap agar Ibu tidak akan pernah melupakan kami…”

20. Ahmad Syaifur Rahman

“Ibu Guruku yang saya kagumi, kenangan bersama Ibu adalah kenangan manis yang sulit untuk dilupakan. Karena saya sungguh terkesan dengan cara Ibu menghadapi kami saat di kelas maupun kala jumpa di jalan. Pengorbanan Ibu sungguh berarti bagi kami. Tapi saat ini saya tidak bisa bertemu Ibu lagi. Semoga di tempat tugas yang baru, Ibu mendapatkan anak didik yang lebih baik dari kami. Ibu Guruku tercinta, selamat berpisah, surat ini sebagai tanda hormat saya untuk Ibu…”

(Bersambung...)