04 Mei 2009

Bina Mitra dan Pengembangan Diri Siswa

Bina Mitra Polisi-Sekolah 

Berdasarkan laporan pihak kepolisian, banyak anak usia remaja (dalam hal ini siswa) tidak hanya nakal, tetapi juga telah menjadi pelaku kriminal. Fenomena ini sangat mengkhawatirkan orang tua, guru, dan masyarakat umum. Oleh karena itu Dinas Pendidikan Kota Malang (khususnya SMA Negeri 7 Malang) bekerja sama dengan Polresta Malang dalam program Bina Mitra untuk menekan angka kenakalan dan kriminal yang dilakukan oleh siswa. Tim yang terdiri atas petugas kepolisian, Dinas Pendidikan, dan di dampingi oleh Kepala Sekolah serta Waka Kesiswaan, melakukan pembinaan dan razia secara berkala di kelas-kelas. 

Materi pembinaan meliputi: budi pekerti, sopan santun berlalu lintas, bahaya rokok, bahaya narkoba, hak dan kewajiban warga negara, dan hal-hal yang secara spesifik berkaitan langsung dengan gaya hidup remaja.

Sedangkan razia dilakukan terhadap telepon seluler dan barang-barang bawaan siswa yang berbahaya, atau mengandung unsur pornografi, pemeriksaan knalpot kendaraan bermotor, serta razia terhadap siswa yang berkeliaran di tempat umum pada saat jam sekolah. 

Tidak semua siswa menerima dengan baik pelaksanaan program ini, terutama siswa yang berkategori ”nakal”. Mereka selalu memandang segala sesuatu dari ”suka atau tidak suka”. Sehingga apa pun yang membuatnya tidak suka, pasti menolak, memberontak, atau bahkan melakukan perlawanan, termasuk penegakan peraturan dan disiplin sekolah yang ditangani oleh Tim Tatib. Para siswa lupa, bahwa memandang sesuatu seharusnya menggunakan ukuran ”benar atau salah”sehingga jelas sumber hukumnya. Korelasi antara pelanggaran dan hukuman yang terjadi (hukum sebab-akibat) pun jelas dan tidak perlu ada pertanyaan ”Mengapa saya dihukum?”. 

Berkaitan dengan Program Bina Mitra ini siswa "nakal" beranggapan bahwa kehadiran polisi di sekolah akan mengganggu proses belajar mengajar. Tentu pernyataan demikian tidak benar, karena hakikat belajar di sekolah adalah pembelajaran dan pendidikan. Dan belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan tingkah laku, dari tidak baik menjadi baik, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari tidak terampil menjadi terampil. 

Pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai metode sesuai dengan karakteristik siswa dan kondisi yang ada. Guna mengalihkan perbuatan siswa dari kenakalan dan kriminal tersebut, selain melaksanakan program Bina Mitra, sekolah juga memberikan fasilitas pengembangan diri. Sehingga siswa tidak memiliki banyak waktu luang yang bisa digunakan untuk melakukan perbuatan tercela.

Pengembangan diri diwujudkan dalam kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat sesuai dengan kondisi sekolah. Pengembangan diri bertujuan membantu kemandirian siswa agar potensi, bakat, minat, pengetahuan, sikap serta keunikan dirinya dapat berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar dan karir melalui proses pembiasaan, pemahaman diri dan lingkungan serta pemanfaatannya untuk mencapai kebahagiaan hidup. 

Pengembangan diri dapat diaktualisasikan melalui: 
1. Penataan Kultur Sekolah 
2. Proses Pembelajaran 
3. Program BK 
4. Kegiatan Ekstrakurikuler 

Kegiatan ekstrakurikuler dalam hal ini harus memenuhi 4 fungsi:  
1. Pengembangan 
 Mengembangkan kemampuan dan kreativitas 
2. Sosial 
 Mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial 
3. Rekreatif 
 Mengembangkan suasana rileks, mengembirakan, dan menyenangkan 
4. Persiapan Karier 
 Mengembangkan kesiapan karier 

Guna memfasilitasi pengembangan diri siswa, SMA Negeri 7 Malang menyediakan 23 jenis kegiatan ekstrakurikuler, yaitu: BDI, Pramuka,Gulat, Mading Jurnalistik, Paduan suara, Sepak Bola, Futsal, Bola Basket, KIR, Karawitan, Karate, PMR, Paskibra, Pecinta Alam, Otomotif, Bola Voli, Tari, Cheerleader, Modern Dance, Break Dance, Broadcasting, Marching Band. Secara khusus pengembangan diri dapat uraikan sebagai berikut. - Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. - Memanfaatkan layanan konseling BK - Melaksanakan upacara bendera. - Senam kesegaran jasmani - Sholat berjamaah di sekolah - Santun kepada orang lain. - Pemeriksaan kesehatan - Kunjungan ke perpustakaan - Memberi salam, sapa, dan senyum - Membuang sampah pada tempatnya - Budaya antri - Berpakaian rapi - Menghargai hasil karya orang lain - Datang tepat waktu - Hidup sederhana - Tidak merokok - Menaati peraturan sekolah - dll.

15 komentar:

  1. assalamualaikum...
    guru lilis apa khabar.. :)

    kat malaysia pun ada juga program sebegini... tetapi lebih khusus...
    seperti kem bina jati diri...

    setiap pelajar yang melepasi ujian peringkat menengah diwajibkan menghadiri kursus jati diri anjuran kerajaan malaysia...

    bagi pendapat fahmi
    inilah salah satu faktor yang dapat membantu mencegah masalah gejala sosial...

    ok salam hangat dari malaysia.

    BalasHapus
  2. Untuk Fahmi
    (Sahabat setiaku dari Malaysia)

    Wa'alaikum salam
    kabarku baik, semoga Fahmi juga demikian.

    Memang diperlukan berbagai cara dan terobosan-terobosan untuk menyelamatkan generasi muda dari kerusakan mental-spiritual dan penyakit sosial.

    Salam hangat juga dari Indonesia.

    BalasHapus
  3. Remaja memang aset bangsa yang perlu dijaga dari segala hal negatif yang merugikan masa depan mereka. Selamat berkarya

    BalasHapus
  4. hebat yah sekolah ibu,... masukan yang berharga untuk rujukan di sekolah saya.

    BalasHapus
  5. Untuk Muchlisin dan Bang Iwan:

    Terima kasih atas motivasinya, semoga menjadi lebih baik demi kemaslahatan bersama.

    Salam hangat....

    BalasHapus
  6. wah... mantap tuh. nti(Insya Allah) Riris ku daftarin ke SMA 7 aja ya...

    BalasHapus
  7. Mudah2an setiap uapaya dari sekolah membuahkan hasil... , semakin banyak upaya semakin besar peluang untuk berhasil...

    BalasHapus
  8. saya setuju dengan program itu, namun yang tidak kalah penting peran serta ORTU dan lingkungannya untuk mendukung giat mereka.
    terkadang ORTU salah tafsir dengan giat sekolah yang katanya memforsir otak dan tenaga siswa dll. pihak sekolah jg hars pro aktif memberikan pengertian kpd wali murid bahkan kalo perlu ke lingkungan siswa.

    GOOD LUCK and siiip dech...

    BalasHapus
  9. Hm....
    Jadi ingat masa2 SMA dulu..
    Ketika ada tamu yang menjadi pembina upacara di sekolah,aku dan kawan2ku semua padaaa....gmana gtu?Males deh pokoknya...bukan karena tak suka sih sebetulnya...Masalahnya pasti yang disampaikan itu panjnag lebar,perlu catatan sampai 4-5 lembar dengan ukuran kertas folio dengan spasi 1. Uh,.. rasanya kaki ini terasa kesemutan bila berdiri terlalu lama...Ada 2 kategori kesemutan, yang pertama memang benar-benar kesemutan,yang kedua kakiku digigiti semut2 hitam yang besar itu...Semua pada goyang tuh anggota badan...Dasar semut gak bisa tahan kalau lihat orang cantik...hahahahaha...Maunya nggigiiittt terus!..Tapi walau begitu apa yang disampaikan pak Polisi itu sangat bermanfaat untuk kita...Apalagi remaja harus dibimbing dan diingatkan agar tidak terjerumus pada hal2 yang negatif...

    BalasHapus
  10. semoga sukses program bina mitranya, dan jadi contoh teladan buat sekolah yang lainnya.

    BalasHapus
  11. di sekolahku juga ada lho mba,

    BalasHapus
  12. dari mana pengembangan diri dimulai? satu hal yang paling penting dalam pengembangan diri adalah membuat keyakinan-keyakinan siswa mendukung kemajuan hidupnya. salah satu aspek terpenting untuk ini adalah guru. guru haruslah mampu memberikan dukungan dalam pembentukan keyakinan bagi siswa. guru sebagai otoritas yang mempengaruhi siswa berandil sangat kuat dalam pembentukan keyakinan. jadi, tentu saja mengapa orientasinya pada pembentukan keyakinan. ya jelas. karena orang itu tergantung segumpal darah, jika darah ini ok, maka kehidupan orang itu juga ok. saya ingat statement bagus tentang hal ini bahwa apa yang di atas itulah yang dibawah, dan apa yang didalam itulah yang diluar. jadi, pembentukan keyakinan terjadi didalam diri dan setelah itu siswa akan segera mengungkapkan keyakinan itu dalam kehidupannya. so, transfer nilai-nilai yang boleh diyakini siswa haruslah nilai yang mendukung.prinsipnya sangat sederhana, PIKIRAN. pikiran sebagai alat yang diberikan TUHAN kepada manusia mempunya peran yang sangat penting bagi perkembangan hidup siswa. pikiran haruslah mampu digiring ke arah yang positif. manakala pikiran positif itu sudah benar benar mapan didalam benak, ia akan menjadi terintegrasi di dalam diri. semua aktifitas ekstra kulikuler haruslah mengarahkan pikiran dalam berkeyakinan. tks mbak lis...

    BalasHapus
  13. salah kenal ya...h mbak? besok tgl 20 bulan ini, kami akan adakan training untuk guru2 bertema "MENGHADAPI UAN LEWAT LAW OF ATTRACTION". materi seminar akan kami post kan.

    BalasHapus
  14. din mujahidin, gimana kabarnya UM and anaknya udah bisa apa? salam sama teman teman BK UM yang ada di Malang kalau nanti ketemu....OKY

    BalasHapus
  15. salam buat mujahidin dan anda...dan semua temen-temen BK UM di Malang semoga kabarnya baik semua amien...tidak lupa buat ibu LIlis..salam kenal dari saya Oky

    BalasHapus