* Suwandy Wandy adalah penulis buku Kumpulan Puisi "Melaut Rinduku".
Menyapa Pagi merupakan salah satu puisi yang termuat dalam buku Kumpulan Puisi Melaut Rinduku. Ini puisi rindu nan romantis. Diksi yang tepat dan unik bisa merepresentasikan rasa rindu yang belum sampai pada temu.
Larik pertama dalam puisi ini dimulai dengan kata “lantas”, menunjukkan bahwa sebenarnya telah ada peristiwa sebelumnya yang sengaja dilesapkan, yaitu peristiwa yang pernah terjadi, saat ia (akulirik) datang menemui seseorang. Hadirnya telah beberapa kali berulang dengan harapan yang sama, bertemu untuk mengantarkan rasa rindunya. Dan kali ini ia datang kembali penuh harap, membawa segala rasa hatinya.
/Lantas, aku pun datang
kembali kepadamu/
/Dengan segala cita dan
rindu/
Kepada cercah hujan semalam, ia sampaikan pesan rindu. Melalui kata “cita”, aku lirik menyatakan perasaan hati, harapan, dan cintanya kepada seseorang tersebut.
/Sebab, lewat cercah
hujan semalam/
/Telah kukabar asaku
hari ini/
Tanpa pernah didera rasa bosan, akulirik tetap setia menyapa dan menanyakan tentang rasa rindu itu.
/Dan, tanpa ada dera
bosan/
/Kusapa lagi kau di
cerah pagi/
Kepada seorang yang dirindukannya itu, akulirik berharap rindunya pun bersambut, disimpan dalam hati agar tidak ambyar berserak.
/Apakah rinduku sudah
disimpan?/
/Hati-hati, jangan
di-retak/
/Apalagi pecah berserak/
/Sebab, puluhan tanggal
aku membikin, khusus buatmu:/
Sejatinya, telah lama akulirik menyimpan rindunya, rindu kepada seseorang. So sweet…
Berikut teks puisi Menyapa Pagi:
Menyapa Pagi
Lantas, aku pun datang kembali kepadamu
Dengan segala cita dan
rindu
Sebab, lewat cercah
hujan semalam
Telah kukabar asaku hari
ini
Dan, tanpa ada dera
bosan.
Kusapa lagi kau di cerah
pagi
Apakah rinduku sudah
disimpan?
Hati-hati, jangan
di-retak
Apalagi pecah berserak
Sebab, puluhan tanggal
aku membikin, khusus buatmu:
"Selamat Pagi,
Kawan"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar