26 September 2008

Solid

Waktu yang dinanti tiba 
Lebaran
Tak hanya raya dan suci
Tetapi 
Kita berlima 
Bisa berkumpul 
Bersama keluarga
Di rumah tua
Tempat bersama 
Sejak mengenal dunia

Entah berapa lama
Kita tak bersama
Kini kembali menghambur
Ke hangatnya sarang

Semua 
Yang telah pergi
Menjalani kodrat Illahi
Mendayung biduk
Membentangkan layar
Memacu kapal kehidupan
Kini menyatu di muara

Perahu-perahu hayati 
Sedang bersandar di pelabuhan 
Teduh
Damai 
Menikmati kicauan burung Tituit 
Yang selalu menjerit "Tiiiiiit...Tituiiiit...." 
Saat bertengger 
Di pepohonan
Belakang rumah kita

Kita ingat selalu
Satu pesan
Tentang sebuah komitmen 
Menjadi keluarga yang solid
Saat dekat
Saat jauh
Hati saling terikat
***


25 September 2008

Kabar dari Desa

Lamongan di puncak kemarau:

 /1/

Jati-jati yang ditanam kakakku di belakang rumah

meranggas

daun-daunnya luruh

 

/2/

Pucuk pohon kurma di depan rumah

dimangsa kumbang wawung

daunnya tersulut kembang api anak-anak

layu dan mengering 

 

/3/
Buah randu pecah

menyembul kapuk 

putih

beterbangan 

berbaur angin zat asam panas menghempas 

dan debu-debu berhamburan

hinggap di atas sisa dedaunan

 

/4/
Bunga-bunga kamboja bermunculan

di ujung reranting 

kuning

gersangnya menjadi indah  

 

/5/

Langit berwarna cerah

tampak membiru

di balik batang-batang kerontang

 

/6/
Sepasang bunga bangkai mini tumbuh di dekat rumpun bambu

disebutnya totok kerot 

ia tumbuh sebelum waktu tertabuh

 

/7/

Sementara itu

orang-orang berpuasa kehabisan air ludah

kering

namun tetap meladang

atau bekerja di tegalan

 

/8/
Sungguh menakjubkan

bumi pecah-pecah disulam menjadi permadani

hijau bernama tembakau

luas

seluas mata memandang

air siramannya bercampur keringat

yang mengucur dari tubuh legam berkilat-kilat

duhai, sempurnalah perjuanganmu

petani di tanah gersang


/9/
Itulah lukisan wajah alam yang selalu indah bagiku

keluh dan kesahnya bagai nyanyian rindu

yang bergenderang di hatiku

syahdu





16 September 2008

Kematian Seharga Rp30.000

Senin, 15 September 2008 di Pasuruan, Jawa Timur. Hatiku berdebar-debar menahan rasa sedih, iba, dan prihatin. Ribuan orang berdesakan, berteriak, menjerit, menangis, histeris, merintih, mengerang, mengeluh, berpeluh, terinjak-injak, tak bisa bernapas, terluka, dan 21 orang meninggal dunia. Ribuan orang berebut zakat sebesar 30 ribu rupiah dari seorang muzakki (pemberi zakat). Di tengah bulan Ramadhan yang suci, ketika mereka sedang menahan lapar dahaga. Mereka antre, berdesakan, untuk menjemput kematiannya sendiri. 

Aku hanya punya harapan, simpati, dan empati: tak kuasa berbuat lebih. Untuk para korban: aku berdoa dan mengenang kalian dalam tulisan ini. Ya Allah... Engkau Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Jika dalam kehidupan belum Engkau penuhi dahaga hamba-Mu, berikanlah dalam kematian, dan masa setelah itu. Buruk menurut kami belum tentu buruk menurut-Mu, begitu pula sebaliknya...

Dalam Islam: memberi yang baik adalah dengan cara mengantarkannya kepada yang berhak. Namun jika tidak memungkinkan karena sesuatu hal, percayakan kepada BAZ (Badan Amil Zakat) atau LAZ (Lembaga Amil Zakat). Atau sebagian disalurkan sendiri untuk yang berhak, yang berada di sekitar tempat tinggal. Tidak ada alasan untuk tidak mempercayai badan/lembaga tersebut. Jika telah berniat memberi, hendaknya bertawakal kepada Allah swt. Jangan sampai perbuatan baik itu berbaur dengan riya.  Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (Al Baqarah:264) 

Dengan kejadian pilu tersebut jangan sampai membuat orang berhenti berzakat, baik zakat fitrah, zakat harta, maupun zakat buah-buahan. Zakat merupakan salah satu Rukun Islam. Perintah Berzakat Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan. (Al Baqarah: 110) Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (Al An'aam:141)

Azab orang yang tidak berzakat: Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Ali Imran: 180). Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." (At Taubah: 35)

11 September 2008

Dialog dengan Tuhan

  

Tuhan...
Sepenuhnya aku yakin hidupku dalam genggaman-Mu.
Sebagaimana aku percaya matiku dalam suratan-Mu.
Dan aku jalani qodar-Mu seiring terbit dan tenggelamnya matahari.
Sungguh banyak asa yang kugantungkan pada-Mu, setiap waktu.
Namun lebih banyak lagi nikmat yang Engkau tebarkan.
Sampai aku tak sanggup mengumpulkan dalam catatan hidupku.
Berjalan aku menuju arah Kau tempatkan belas kasih-Mu.
Dan berdialog dengan-Mu serasa Engkau sedekat urat leherku.
Walau tak pernah kudengar jawabmu, tapi Engkau dengarkan rintihanku.

Tuhan...
Masih ada harapan yang tak kunjung padam.
Masih ada mimpi yang Kau rahasiakan.
Maafkan aku 
Tak  pernah aku belajar curiga kepada-Mu. 
Dan tak sedikitpun aku meragukan janji-Mu.
Aku telah belajar untuk menjalani hidup ini dengan ikhlas.
Jika aku tenggelam bersama matahari dan tak terbit esok pagi
Jangan Kau biarkan aku merana.
Dan mereka, yang di dalam tubuhnya mengalir darahku.

Malang, 18 Oktober 2007

06 September 2008

Sapardi Djoko Damono di BBY

Seorang teman, Peneliti Madya dari Balai Bahasa Yogyakarta (BBY), Herry Mardianto, mengabari saya tentang rencana kehadiran Sapardi Djoko Damono (SDD). Mendengar nama sastrawan “gaek” tersebut, seketika angan saya flash back ke masa kuliah dahulu. Dalam pencitraan visual, SDD adalah sastrawan yang pada sekujur tubuhnya bertuliskan: Aku Ingin Aku Ingin Aku Ingin Aku Ingin Aku Ingin ... Saya pernah menulis sajak SDD tersebut di bagian dalam cover buku mata kuliah Apresiasi Prosa Fiksi dan Drama. Bagi saya SDD identik dengan sajak Aku Ingin. Sajak itu seolah cerminan isi hati saya yang takut terhadap perasaannya sendiri. Perasaan yang tak kuasa untuk diucapkan kepada seseorang karena takut kehilangan sucinya persahabatan. Rasa yang tak sempat tersampaikan.
Berikut sajak tersebut...

AKU INGIN

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

...

Balai Bahasa Yogyakarta sebagai lembaga pemerintah yang bertugas melaksanakan program pembangunan nasional di bidang kebahasaan dan kesastraan, sangat peduli dan komit terhadap kemajuan dan kelestarian bahasa dan sastra. Kedatangan Sapardi Djoko Damono tersebut atas prakarsa BBY dalam peringatan Bulan Bahasa Nasional Oktober 2008.
Ketika berkumpul dalam komunitas pecinta bahasa dan sastra, ada energi besar yang menekan dan mendorong jiwa untuk selalu berkarya. Rasanya ingin datang ke Yogya tapi tidak mungkin. Selain karena jauh dari Malang juga karena banyaknya tugas yang tidak bisa saya tinggalkan. Saya menunggu liputannya di www.balaibahasa.org
Terima kasih BBY, kepadamulah idealisme dan obsesi saya terwakilkan. Terus berjuang demi majunya bahasa dan sastra Indonesia serta bahasa dan sastra daerah. Berjuanglah menyemai benih cinta di hati masyarakat sehingga tumbuh buliran sastra yang bertangkai puisi, berdaun prosa, dan berakar naskah drama. Begitu suburnya dengan media bernama bahasa. Amboi... alangkah indahnya hidup ini!

04 September 2008

Puisi dari Seorang Teman

Cakram Rindu

Kita pun sering berlarian di antara mimpi, 
kenyataan, 
dan harapan yang sering tak terduga 
dan terkadang ngayawara. 
Antara kesangsian dan sorga hanya ada satu kata: 
"kerinduan". 
Dan perputaran hidup yang bagai gasing 
adalah sebuah cakram yang terus setia mengintai 
dan menjaga kemanapun kita berpaling.
Kerinduan terkadang menjelma sebagai sebongkah impian tanpa batas. 
Ia berlari dari tepi hati ketepi telaga sunyi. 
Seperti "kau" yang juga tak terjaring di garis tapal batas keheninganku.
***

Mau membaca lebih banyak? Klik di sini

Puisi ini karya Herry Mardianto
dari Balai Bahasa Yogyakarta.

03 September 2008

Marhaban Yaa Ramadhan

Selamat datang bulan Ramadhan 1427 H. Bulan terbaik dari semua bulan. Bulan keagungan yang penuh hikmah, berkah, rahmah dan ampunan. Bulan peperangan berat melawan musuh terberat manusia - hawa nafsu.

Bulan yang agung, tempat nafas kita menjadi tasbih, tidur kita menjadi ibadah, amal kita diterima dan do’a kita diijabah,

Juga...
Bulan ujian, apakah kita masih tetap bekerja sambil tersenyum tanda ikhlas?

Mari kita sambut dengan suka cita. Jalani puasa dengan penuh iman, ikhlas, dan sabar. Semoga menjadi hamba yang dicintai-Nya.



Elok kicauan burung kutilang, siang dan malam di pohon durian
Bulan Ramadhan telah datang, khilaf dan salah mohon dimaafkan

Berharap padi dalam lesung, yang ada cuma rumpun jerami,

harapan hati bertatap langsung, namun hanya terlayang di web ini.

Sebelum cahaya surga padam, Sebelum hidup berakhir,
Sebelum pintu tobat tertutup, sebelum Ramadhan berakhir,
Mohon maaf lahir dan bathin….
Taqobalallahu Minna Waminkum, Taqobal Ya Karim

Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1427 H