01 Mei 2010

Biografi Singkat Raja Ali Haji

Raja Ali Haji

    Raja Ali Haji, yang namanya biasa disingkat RAH, merupakan seorang sastrawan dan ulama besar dari Melayu. Ia lahir pada tahun 1808 di Lingga, Pulau Penyengat, Riau.  Ayahnya adalah Raja Ahmad, seorang intelektual Muslim yang bergelar Engku Haji Tua.  Kakeknya bernama Raja Haji Fisabilillah Yang Dipertuan Muda Riau IV, sekaligus seorang Pahlawan yang gugur di medan perang. Ibunya bernama Encik Hamidah binti Panglima Malik Selangor atau Putri Raja Selangor. Raja Ali Haji mendapatkan pendidikan dasar dari ayahnya dan pendidikan dari lingkungan istana Kesultanan Riau-Lingga di Pulau Penyengat. Dialah orang pertama yang dapat bersentuhan dengan pendidikan bidang agama, bahasa, dan sastra. Selain itu juga mendapatkan pendidikan dari luar lingkungan kesultanan, yaitu di Betawi dan di Mekah saat berhaji sekaligus belajar bahasa Arab juga ilmu agama.

       Ketika masih berusia muda, Raja Ali Haji sudah diamanahi tugas-tugas yang penting. Ia dipercaya melaksanakan tugas-tugas kenegaraan pada usia 20 tahun. Hingga usianya 32 tahun, Raja Ali Haji  bersama sepupunya, Raja Ali bin Raja Ja'far, memerintah daerah Lingga, mewakili Sultan Mahmud Muzaffar Syah. Tidak hanya mahir dalam dunia pemerintahan,  Raja Ali Haji juga piawai dalam bidang perdagangan. Bersama dengan Raja Abdullah Musyid dan Raja Ali bin Jaffar, Ia berdagang ke pulau Karimun dan Kundur. Mereka juga mengelola pertambangan timah. Raja Ali Haj dan Raja Ali bin Jaffar kemudian membangun lembaga ahlul halli wa aqdi yang membantu jalannya roda pemerintahan kesultanan.

      Raja Ali Haji banyak menghasilkan karya besar. Tanpa pernah meninggalkan ciri khasnya, yakni mengakar pada tradisi kesusasteraan Islam serta Melayu, juga kesungguhannya dalam menyajikan sejarah masa lalu disesuaikan dengan tuntutan kondisi di zamannya. Karyanya yang paling dikenal adalah  Gurindam Dua Belas yang ditulisnya pada tahun 1847. Karya legendaris ini menjadi maha karya yang tak ternilai bahkan paling menonjol di antara karya-karya besar yang lain.

       Raja Ali Haji meninggal pada tahun 1873 di Pulau Penyengat, Riau. Makam RAH berada di kompleks pemakaman Engku Putri Raja Hamidah. Persisnya, terletak di luar bangunan utama Makam Engku Putri. Karya sastra Gurindam Dua Belas diabadikan di sepanjang dinding bangunan makamnya. Sehingga, setiap pengunjung yang datang dapat membaca serta mencatat karya maha agung tersebut.

       Buku karya Raja Ali Haji berjudul Kitab Pengetahuan Bahasa  yang ditulis pada tahun 1885-1886 telah ditetapkan dalam Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 sebagai bahasa Nasional Indonesia. Atas dasar kontribusi yang sangat penting itulah,  gelar Pahlawan Nasional diberikan kepada Raja Ali Haji pada tanggal 10 November 2004 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat peringatan hari Pahlawan di Istana Negara Jakarta. Penghargaan tersebut memang layak diberikan kepada Raja Ali Haji selaku tokoh intelektual nasional yang mempunyai kepakaran tinggi dalam dunia pendidikan, kebudayaan, kesusasteraan, dan  ilmu pengetahuan Islam.