17 April 2022

GURAMI ACAR KUNING

Ikan, selain bernilai gizi tinggi, juga bisa menjadi pilihan menu untuk konsumsi sehari-hari. Kali ini saya akan berbagi resep memasak Gurami Acar Kuning. Semoga bermanfaat.

 Bahan:

  • Ikan gurami 2 ekor/1 kg. Bersihkan, kerat-kerat, cuci bersih, lumuri dengan garam dan bawang yang telah dihaluskan, lalu diamkan sekitar 10 menit
  • Mentimun 1 buah, dipotong kecil-kecil memanjang
  • Wortel 1 buah, dipotong kecil-kecil memanjang
  • Minyak goreng
  • Air 1 gelas

01 April 2022

BUKU ANTOLOGI PUISI: MOSAIK SENJA, SILUET RINDU

Buku Antologi Puisi Mosaik Senja, Siluet Rindu ini berisi kumpulan puisi pilihan yang mengungkapkan rasa terima kasih saya kepada Allah swt, lukisan keindahan, kecintaan kepada senja, kerinduan, pengalaman, persahabatan, fenomena, kisah, pandangan, religi, dan beraneka pengalaman batin dalam kehidupan sehari-hari.

Rindu itu universal. Bisa untuk apa saja atau kepada siapa saja. Begitu pun dalam Antologi Puisi Mosaik Senja, Siluet Rindu ini, rindunya pun universal. Keingininan, harapan, dan dambaan yang berasal dari dasar rasa bernama sanubari. Itulah rindu, abstrak namun selalu hadir dalam kehidupan manusia. 

Dibandingkan dengan unsur instrinsik lainnya, ungkapan tentang rindu dan senjalah yang paling berkesan bagi saya. Rindu dan senja merupakan kumpulan diksi yang lebih dominan dan menjadi benang merah sebagai pengikat antarpuisi. Itulah mengapa Mosaik Senja, Siluet Rindu ini saya sematkan menjadi tajuk Antologi Puisi ini.

Buku ini bisa didapatkan di GRAMEDIA, terdiri atas 60 puisi, termasuk trilogi stanza: Kau, Bulan, dan Gazebo. Berikut daftar isi Antologi Puisi saya:

1.     SILUET RINDU

2.      EPOS

3.      TASIK YANG TENANG 

4.      SOLID

5.      UNTUK ANAKKU SEORANG

6.      JAGOAN KECIL, DI MANA KAU?

7.      SELAMAT JALAN

8.      LELAKI KECIL KEHILANGAN BAPA

9.      JADIKAN SETIAP PERTEMUAN HANYA MAKNA

10.   WAKTU TERUS BERLALU

11.   PELIPUR LARA

12.   AKU TERPENJARA

13.   BOCAH DI BALIK PINTU

14.   TABIR

15.    DI SINI AKU BERKHAYAL TENTANG LAUT

16.    DIALOG DENGAN-MU 

17.    KABAR DARI DESA

18.    TRILOGI STANZA: KAU

19.    TRILOGI STANZA: BULAN

20.   TRILOGI STANZA: GAZEBO

21.    KEPADA SENJA AKU MERINDUKAN JINGGANYA

22.    SEROJA MERAH JAMBU

23.    MENIK

24.    LOKOMOTIF WAKTU

25.    KUMBOLO

26.    BESERTA KESULITAN ADA KEMUDAHAN

27.    KENANGAN

28.    SALAM ALAIKA YA NABI

29.    SENJA DI KOTA JEDDAH

30.   CERITA KITA

31.    KAKEK PEJUANG

32.    DARI FANA KE BAKA

33.    SENJA DALAM TERZINA

34.    BERSAMA BERTAHUN-TAHUN

35.    JANGAN PERGI

36.    MENGENANGMU 1

37.    MENGENANGMU 2

38.    MENGENANGMU 3

39.    DI SANA KUSANDARKAN GELISAH

40.    BULAN PURNAMA DI ATAS BELANTARA

41.    RINDU

42.    JATUH

43.    PIMPO

44.    AKU DAN DIRIMU

45.    MASIH ADA KUNANG-KUNANG DI SINI

46.    FLASHBACK

47.    AMBYAR

48.    ALLAH BEGITU BAIK

49.    COVID MENGGILA

50.   SENJA TANPA JINGGA

51.    GERIMIS

52.    KETULUSAN

53.    DALAM PUSARAN JERAM

54.    GLOXINIA

55.    SURAT UNTUK DORA

56.    SANG LEGENDA

57.    JENTERA

58.    HUJAN KEPAGIAN

59.    PRAHARA

60.  DALAM POTRET TUA

         Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Demikianlah peribahasa yang mampu menggambarkan harapan saya atas buku ini. Yang pertama, saya berharap Antologi Puisi Mosaik Senja, Siluet Rindu dapat menjadi motivasi diri untuk lebih bersemangat lagi dalam menemukan dan mengumpulkan lari-larik yang masih tersesat dalam imajinasi. Kedua, semoga Antologi puisi Mosaik Senja, Siluet Rindu dapat menambah perbendaharaan sastra puisi dalam khazanah Kesusastraan Indonesia. Dan ketiga, semoga Antologi Puisi Mosaik Senja, Siluet Rindu mampu menjadi referensi bagi para pembaca puisi di mana pun berada. 

***

Romantisme Rindu dalam Puisi "Menyapa Pagi" Karya Suwandy Wandy*

* Suwandy Wandy adalah penulis buku Kumpulan Puisi "Melaut Rinduku". 

        Menyapa Pagi merupakan salah satu puisi yang termuat dalam buku Kumpulan Puisi Melaut Rinduku. Ini puisi rindu nan romantis. Diksi yang tepat dan unik bisa merepresentasikan rasa rindu yang belum sampai pada temu. 

        Larik pertama dalam puisi ini dimulai dengan kata “lantas”, menunjukkan bahwa sebenarnya telah ada peristiwa sebelumnya yang sengaja dilesapkan, yaitu peristiwa yang pernah terjadi, saat ia (akulirik) datang menemui seseorang.  Hadirnya telah beberapa kali berulang dengan harapan yang sama, bertemu untuk mengantarkan rasa rindunya. Dan kali ini ia datang kembali penuh harap, membawa segala rasa hatinya.

/Lantas, aku pun datang kembali  kepadamu/
/Dengan segala cita dan rindu/

         Kepada cercah hujan semalam, ia sampaikan pesan rindu.  Melalui kata “cita”, aku lirik menyatakan perasaan hati, harapan, dan cintanya kepada seseorang tersebut.

/Sebab, lewat cercah hujan semalam/
/Telah kukabar asaku hari ini/

        Tanpa pernah didera rasa bosan, akulirik tetap setia menyapa dan menanyakan tentang rasa rindu itu.

/Dan, tanpa ada dera bosan/
/Kusapa lagi kau di cerah pagi/

        Kepada seorang yang dirindukannya itu, akulirik berharap rindunya pun bersambut, disimpan dalam hati agar tidak ambyar berserak.

/Apakah rinduku sudah disimpan?/
/Hati-hati, jangan di-retak/
/Apalagi pecah berserak/
/Sebab, puluhan tanggal aku membikin, khusus buatmu:/

Sejatinya, telah lama akulirik menyimpan rindunya, rindu kepada seseorang. So sweet

 

Berikut teks puisi Menyapa Pagi:

 

Menyapa Pagi

Lantas, aku pun datang kembali  kepadamu

Dengan segala cita dan rindu

Sebab, lewat cercah hujan semalam

Telah kukabar asaku hari ini

Dan, tanpa ada dera bosan.

Kusapa lagi kau di cerah pagi

Apakah rinduku sudah disimpan?

Hati-hati, jangan di-retak

Apalagi pecah berserak

Sebab, puluhan tanggal aku membikin, khusus buatmu:

 

"Selamat Pagi, Kawan"