Suatu sore
entah purnama
ke berapa
ketika hujan
turun dan langit hampir gelap
angin
menghempas pepohonan
Aku dan Ibu melihat
bocah kecil
mengintai di balik pintu
lalu
berkelebat bayangan
menghilang
Ibu
mengejar
lalu
menangkapnya
saat ia bersembunyi
di balik
rimbun bunga-bunga
terkejutlah
Ibu
bocah kecil
yang gemetar itu
adalah anak lelakinya
sendiri
yang diasuh
Paman-Bibi
Direngkuhnya
bocah kecil menggigil
lalu
tenggelam dalam dekapan yang basah
air mata ibu
menetes
Kini...
bocah kecil
yang mengintai di balik pintu rumah
telah pergi
jauh karena tugasnya
mengabdi jiwa
raga demi bangsa negara
izinkan dia
pergi berjuang, Ibu...
berikan
restumu
sebagaimana
dia telah memohonnya
dengan
mencuim tanganmu,
dengan
mencium keningmu,
dan mencium
kakimu
Ibu pun
mendekapnya seperti dahulu
kali ini
tanpa air mata
restu dan doa
Ibu menaunginya
bersama
harapan:
sejauh-jauh
pergi
selama-lama
bertugas
dinantikan
anaknya pulang
walau kelak
hanya bertemu pusara
***
kangen ma adiknya y, bu??
BalasHapusIya nih Dik...
BalasHapusPernah aku lihat dia menangis, rasanya ingin aku berikan sesuatu yang bisa hilangkan dukanya, tapi tak satu pun dapat lakukan untuk itu.
Aku ingin dia bahagia, selamanya...
semoga Allah SWT selalu menlindungi-Nya ya Bunda
BalasHapuswhat a nice blog..
BalasHapussalam kenal