Pengantar:
Ketika masih berdinas di Madura, saya pulang ke Malang setiap minggu. Bahkan pada beberapa tahun terakhir, saya bertugas mengajar di dua kota yang berjauhan. Senin-Kamis di Pamekasan, dan Jumat-Sabtu di Malang (sebagai prasyarat untuk bisa mutasi di Malang). Begitulah rutinitas saya sebagai "musafir yang lalu", selama tujuh tahun. Ada rasa melankolis yang sulit dilupakan saat itu. Hampir setiap hari Kamis, saat dalam perjalanan Pamekasan-Malang saya mendengar lagu
Ibu (Iwan Fals) yang dinyanyikan oleh seorang pengamen dalam bus antarkota. Pengamen yang sama, dengan lagu yang sama, dan pada tempat yang kurang lebih juga sama (antara Surabaya-Sidoarjo). Setiap mendengar lagu itu saya merasa hanyut dan dilingkupi atmosfer rasa yang membuncah di dada. Saya merasakan hal yang sama dari waktu ke waktu: sedih, haru, rindu, lalu menangis. Bagi saya syair dan lantunan lagu tersebut seolah mengguyur kerinduan kepada ibu.
Dan, saya mencoba mengupas teks/ lirik lagu
Ibu berdasarkan gaya bahasa (
figurative language). Gaya bahasa biasa juga disebut dengan majas, yaitu pemakaian ragam tertentu dalam bertutur bahasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gaya bahasa didefinisikan sebagai berikut.
gaya2 » gaya bahasa
-
Ling pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis
-
Ling pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu
-
Ling keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra
-
Ling cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulis atau lisan
1. Metafora
Metafora adalah gaya bahasa perumpamaan langsung tanpa menggunakan kata seperti, laksana, bagaikan, dsb. guna memberikan efek atau mengungkapkan imaji/pencitraan tertentu. Berikut gaya bahasa metafora yang terdapat dalam lirik lagu
Ibu karya Iwan Fals.
/Ribuan kilo jalan yang kau tempuh/
Dalam lirik lagi
Ibu, tanggung jawab dan perjuangan seorang ibu menjalani kodrat sebagai orang tua terhadap anak, diumpamakan dengan perjalanan jauh menempuh jarak ribuan kilometer. Pada kenyataannya bahkan mungkin lebih berat dari itu, seandainya tanggung jawab seorang Ibu bisa dihitung dan diukur, dan seandainya setiap langkah ibu bisa dihitung dan diukur. Apalagi dalam lirik ini tokoh Ibu digambarkan sebagai sosok sederhana, pekerja keras, menderita, dan terkesan multiproblem. Frasa "ribuan kilo" tidaklah sekadar mengungkapkan jarak tempuh semata, namun merupakan metafor tentang beratnya suatu kehidupan. Semua dijalani Ibu demi keuarga, demi anak, demi sandang pangannya, pendidikannya, kesehatannya, kebahagiaannya, dan keberhasilannya.
/Lewati rintang untuk aku anakmu/
Perjalanan hidup ibu tidaklah mulus tanpa hambatan. Kesulitan dan
penderitaannya dimetaforkan dengan kata "rintangan", yaitu sesuatu yang
menghalangi, mengganggu, mengusik, atau menghadang sehingga menghambat
kelancaran perjalanan.Walaupun rintangan mengahadang, kesulitan hidup tak terelakkan, Ibu pantang putus asa, tidak menghindari masalah tetapi menghadapinya, melewatinya, dan menjalaninya walau penuh rintangan.
/Ibuku sayang masih terus berjalan/
/Walau tapak kaki, penuh darah penuh nanah/
Ibu terus berjalan, terus berjuang dan memperjuangkan hidupnya. Semangat Ibu dalam menjalani kehidupnya dimetaforkan
dalam frasa "terus berjalan". Walaupun berat dan sulit, Ibu terus berjuang tanpa berkata lelah, tanpa keluh kesah. Ibu rela berkorban, mengorbankan kepentingannya, rela menderita dan bersusah payah demi kebahagiaan anaknya. "Darah" dan "nanah" adalah metafor tentang penderitaan dan kesulitan. Hidup memang sulit, namun harus tetap dijalaninya. Karena selama ada napas, maka hidup harus terus berlanjut.
/Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu/
/Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu/
/Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku/
Ada imaji visual di sini, bahwa dalam konteks ini ada jarak yang memisahkan antara anak dan Ibu.
Ada kerinduan, ada rasa yang tak teridentifikasi, ada sesuatu, sehingga anak ingin berada di dekat Ibu dan
menangis di pangkuannya sampai tertidur, bagai masa kecil yang indah. Pangkuan Ibu adalah metafor tentang kehangatan, tempat rebah terindah bagi manusia. Di pangkuan Ibulah seseorang bisa bercerita bahkan menangis. Tak ada keluh kesah, Ibu menerimanya dengan pengharapan dan doa terbaik. Doa Ibu sumber kekuatan bagi anak. Setiap kata dan ucapan Ibu adalah doa yang terindah untuk anaknya.
Bagai obat luar yang membalur tubuh, menghangatkan, menguatkan, dan menyembuhkan. Juga, doa Ibu bagi anak dimetaforkan selimut hangat yang
meninabobokan.
2. Hiperbola
Hiperbola adalah gaya bahasa yang menggunakan pernyataan dibesar- besarkan, baik jumlah, ukuran maupun sifatnya, dengan maksud memberi penekanan intensitas. Gaya bahasa hiperbola yang terdapat dalam lirik lagu
Ibu karya Iwan Fals tampak pada kutipan berikut.
/Ibuku sayang masih terus berjalan/
/Walau tapak kaki, penuh darah penuh nanah/
Walaupun terdapat gaya bahasa hiperbola, namun lirik lagu
Ibu tidaklah hiperbolis. Aneh kan?
Karena kehadiran majas tersebut tidak bersifat bombastis, juga bukan bualan semata. Gaya bahasa hiperbola yang digunakan justru memberikan intensitas makna yang terkandung. Ibulah orang tersayang dalam hidup ini. Kasih sayang Ibu tidak mengenal lelah. Dalam kutipan larik di atas, terdapat penekanan betapa besar perjuangan dan penderitaan Ibu. Penulis lirik menggunakan metafor berupa telapak kaki yang penuh darah dan penuh nanah. Diksi tersebut menunjukkan intensitas penderitaan dan perjuangan seorang Ibu. Namun demikian, Ibu tetap menjalaninya dengan penuh kasih sayang, demi keluarganya, demi anaknya .
3. Simile
Simile adalah gaya bahasa perumpamaan yang menggunakan kata seperti, laksana, bagaikan, dan sejenisnya, untuk membandingkan antara objek yang digambarkan dengan pilihan kata yang digunakan. Gaya bahasa simile yang digunakan penulis lirik lagu
Ibu karya Iwan Fals tampak pada kutipan berikut.
/Seperti udara... kasih yang engkau berikan/
/Tak mampu ku membalas...ibu...ibu/
Kasih sayang Ibu yang diberikan kepada anaknya digambarkan seperti udara. Mengapa diksi "udara" dipilih untuk mengibaratkan kasih sayang seorang Ibu? "Seperti udara... kasih yang engkau berikan". Udara adalah zat yang esensial sebagai syarat untuk hidup, sangat vital, dibutuhkan, banyak tak terbatas, dan tidak berbayar. Tak seorangpun yang sanggup membayar, membalas, atau pun mengganti jasa dan kasih sayang Ibu. Setiap tarikan dan hembusan napas, sepanjang hayat, doa dan kasih sayang Ibu
menebar seperti udara ke seluruh atmosfer kehidupan bahkan sampai ke
alam baka. Tak ada yang mampu membalas kasih sayang Ibu.
Berikut teks lagu Ibu karya Iwan Fals
Ibu
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah penuh nanah
Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas... Ibu... Ibu...
Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas... Ibu... Ibu....
Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas... Ibu... Ibu....
***