|
Informasi penting |
Air yang mengalir menuju Kali Brantas berasal dari mata air (sumber) yang berada di dalam kawasan Arboretum Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, di kaki Gunung Anjasmoro dengan ketinggian sekitar 1500 mdpl. Siapa yang menyangka bahwa Kali Brantas yang besar itu adalah tempat luberan air dari sumber yang kecil ini. Walaupun tak menafikan bahwa Kali Brantas juga mendapat tambahan volume air dari berbagai sungai kecil dan mata air lain yang aliran airnya bermuara ke Kali Brantas.
|
Arboretum dalam satu sudut pandang |
Mata air Brantas tersebut berada dalam cekungan di antara tebing batu, terbentuk menyerupai kolam kecil, tanpa semburan, namun volume air selalu bertambah dan tumpah menuju sungai kecil, lalu mengalir sampai jauh ke Kali Brantas. Permukaan kolam tampak tenang. Airnya sangat jernih dan dingin seperti air es dari kulkas, bahkan saat diisikan ke dalam botol pun langsung mengembun. Kata Mas Angga (Pegawai Jasa Tirta), mata air ini belum pernah mengering. Saya jadi teringat Zam-Zam dan berkata: "Sumber Brantas saja seperti ini, apalagi sumur Zam-Zam?" Maha Besar Allah dengan segala kuasa-Nya. Masya Allah..
|
Inilah 0 KM Sumber Brantas |
Apakah sebenarnya makna kata
Arboretum? Dalam khasanah bahasa Indonesia,
arboretum dikenal sebagai kata serapan yang berasal dari bahasa asing dan telah terdaftar dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dengan penjelasan sebagai berikut.
ar.bo.re.tum /arborétum/
- n tempat berbagai pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian atau pendidikan
Arboretum
menyerupai Kebun Raya, namun berbeda karena ukuran. Kebun botani dalam
ukuran sangat luas disebut Kebun Raya. Walaupun tidak seluas Kebun Raya,
Arboretum Sumber Brantas ini telah menyerupai perpustaakan
tumbuh-tumbuhan yang memiliki berbagai koleksi botani beraneka jenis
termasuk tanaman dan tumbuhan langka. Bahkan terdapat pohon Pinus Parana yang ditanam oleh Roedjito
Dwidjomestopo sebagai buah tangan atas keikutsertaan pada Konferensi
Bumi pada bulan Juni 1992 di Rio de Janeiro, Brasil.
|
HAS Go Green |
Arboretum Sumber
Brantas merupakan kawasan Konservasi Sumber Daya Alam di bawah naungan
Perum Jasa Tirta I, Divisi Jasa Air dan Sumber Air (ASA) I (dengan
Direktur Raymond Valiant Ruritan yang juga Alumni SMAN 8 Malang d.h. SMA PPSP). Sebagai kawasan konservasi, Arboretum Sumber Brantas ini tidak dibuka untuk umum. Namun demikian tetap terbuka untuk kegiatan penelitian, edukasi, dan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan, seperti yang dilakukan oleh HAS (Himpunan Alumni Smarihasta) pada saat ini (Minggu, 24 Februari 2019).
|
Bersama Bertahun-Tahun |
Kami berempat (saya,
Sasongko,
Liliek Triani, dan
Heri Sudjatmi) adalah delegasi dari sekolah untuk menghadiri undangan HAS yang diketuai Mas Arifianto
Tak Pernah Layu beserta jajarannya termasuk
Nawang Sari Cikhal, juga kawan HAS lainnya
Trianko Hermanda, dll. Aksi lingkungan ini sebagai salah satu bakti Alumni kepada kampus Smarihasta untuk kelestarian alam, yang merupakan rangkaian kegiatan peringatan HUT ke-46 SMA Negeri 8 Malang tanggal 20 Februari 1973-2019.
|
Ilalang di Lereng Bukit |
Sebagaimana yang tertulis, HAS Go Green ini bertajuk "Lestarikan Hutan dan Ekosistem Hulu DAS Brantas". Kegiatan yang dilakukan pada momen ini yaitu penanaman 500 pohon Cemara Gunung (Coniferae) di Bukit Cemara kawasan Arboretum Sumber Brantas. Aksi tersebut bekerja sama dengan Perum Jasa Tirta. HAS juga melibatkan berbagai pihak termasuk Y37 (Alumni SMAN 8 Malang saat masih bernama SMA PPSP) di antara yang hadir adalah Haryono Roestam, Totok Toufan, beserta jajarannya. (Sedikit flash back, bhakti kampus yang dilakukan Y37 pada saat ulang tahun Smarihasta adalah General Check Up kesehatan bagi para guru purna tugas, karyawan, dan sesama alumni).
|
Lereng Bukit Cemara |
Pada kesempatan ini saya merasa sangat senang. Selain bisa menambah wawasan dan berliterasi alam, di antaranya juga dapat mempererat silaturahmi dengan para Alumni Smarihasta-Y37. Terlebih lagi, bisa bertemu kembali dengan para sahabat yang menjadi kontjik kewarasan, yaitu Andi Gondronk, Ary Bowie, Hermanto sang Fotografer andal, dan Rifka Jasmina.
SEKILAS INFO TENTANG Y37 DAN HAS
SMA Negeri 8 Malang merupakan
jejak sejarah Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) IKIP Malang yang
diresmikan pada tanggal 20 Februari 1973. Pada tahun 1986 SMA PPSP IKIP
Malang dialihkelolakan kepada Ditjen Dikdasmen Depdikbud Provinsi Jawa Timur guna penertiban pengelolaan sekolah negeri. Sejak saat itulah SMA PPSP IKIP Malang berganti nama
menjadi SMA Negeri 8 Malang. Seiring berjalannya waktu, sekolah ini lebih
dikenal dengan sebutan Smarihasta.
Jejak sejarah itulah yang
menjadikan SMAN 8 Malang memiliki dua Ikatan Alumni yaitu Y37 dan HAS. Y37
adalah Ikatan Alumni SMA PPSP IKIP yang dibentuk pada tahun 1978. Nama Y37 diambilkan dari huruf Y dan angka 37 dari
nama jalan dan nomor sekolah tersebut, yang pada saat itu berada di Jalan Yogyakarya
Nomor 37 Kota Malang. (Yang kemudian berubah nama menjadi Jalan Veteran dengan
nomor tetap yaitu 37). Sedangkan HAS (Himpunan Alumni Smarihasta)
dideklarasikan pada tanggal 14 Juli 2012. Nama Smarihasta terdapat pada logo SMAN 8 Malang yang bertuliskan: Bhaskara Smarihasta (Bhawana Satya Karya Anugraha Semangat Mandiri Harapan Semesta). Sampai
kini Y37 dan HAS tetap eksis dan solid walau telah menyebar di berbagai kota
bahkan di luar negeri. Baik Y37 maupun HAS selalu intens bermitra dengan sekolah serta berpartisipasi aktif dalam
memberikan dukungan terhadap pelaksanaan program sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar